Selasa, 11 Januari 2011

UJIAN TENGAH SEMESTER


1.      Filsafat dapat diartikan “suka kebenaran”.
a.      Jelaskan, apa yang dimaksud dengan kebenaran dan bagaimana kebenaran itu diperoleh!
ð  Secara etimologis, kata kebenaran dapat diartikan sebagai:
(1)  keadaan atau hal yang cocok dengan keadaan hal yang sesungguhnya,
(2)  sesuatu yang sungguh-sungguh atau benar-benar ada,
(3)  kelurusan hati atau kejujuran. (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994; 114-115).
Dari ketiga pengertian itu secara singkat dapat dinyatakan bahwa kebenaran sebagai persesuaian antara pengetahuan dengan apa yang diketahui dengan objeknya (Poedjawijatna, 1967; 13).
Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan manusia. Sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan (human dignity) selalu berusaha “memeluk” suatu kebenaran. Manusia selalu mencari kebenaran, jika manusia mengerti dan memahami kebenaran, sifat asasinya terdorong pula untuk melaksankan kebenaran itu. Sebaliknya pengetahuan dan pemahaman tentang kebenaran, tanpa melaksankan konflik kebenaran, manusia akan mengalami pertentangan batin, konflik spilogis. Karena di dalam kehidupan manusia sesuatu yang dilakukan harus diiringi akan kebenaran dalam jalan hidup yang dijalaninya dan manusia juga tidak akan bosan untuk mencari kenyataan dalam hidupnya yang dimana selalu ditunjukkan oleh kebanaran.
Kebenaran itu merupakan sesuatu yang benar adanya, real , nyata sesuai dengan realita yang ada. Kebenaran yang dicari-cari dalam dalam setiap kesempatan sebenarnya adalah "Kebenaran Mutlak". Kebenaran mutlak artinya adalah kebenaran yang sudah tidak dapat disalahkan lagi. Kebenaran yang tidak dapat disalahkan adalah kebenaran yang menjumpai pembuktian yang mengatasi pernyataannya. Dengan demikian sebenarnya sepertinya kebenaran mutlak adalah kebenaran yang dengan fakta yang tidak dapat disangkal lagi. Kebenaran diperlukan untuk membuktikan hal itu salah atau benar. Cara membuktikan kebenaran juga kita harus mendapatkan bukti yang kuat.

b.      Sebutkan dan jelaskan beberapa pokok persoalan filsafat yang berkaitan dengan kebenaran.
ð  Beberapa pokok filsafat yang berkaitan dengan kebenaran:
·         Kebenaran Metafisik merupakan kebenaran yang paling mendasar dari seluruh kebenaran yang pernah ada (ultimate truth). Harus diterima apa adanya (taken for granted). Kebenaran ini adalah yang berasal dari Tuhan Sang Pencipta.
·         Kebenaran Etik merupakan kebenaran yang merujuk kepada perangkat standar moral atau profesional sebagai pegangan prilaku yang harus dilakukan oleh pemegang jabatan (code of conduct). Seseorang dikatakan benar bila dia berpegang dan melakukan tindakan sesuai dengan standar perilaku yang harus dilaksanakannya. Kebenaran Etik ialah sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila memiliki kegunaan/manfaat praktis dan bersifat fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
·         Kebenaran Logik, berguna untuk mencari sebab akibat dari perkara satu ke perkara yang lain. Kebenaran Logik merupakan kebenaran hasil konsesus, dianggap benar apabila secara matematis konsisten atau koheren.
·         Kebenaran Empirik merupakan kebenaran yang teruji dan tahan dari kritik atau falsifikasi. Kebenaran ilmiah yang konsisten dengan kenyataan alam keilmuan dijastifikasi dan diverifikasi. Koresponden antara teori, fakta, dan kenyataan.


2.      Berfilsafat ditandai oleh adanya cara berfikir tertentu dan upaya mencari kebenaran.
a.      Sebutkan dan jelaskan cara-cara berfikir yang saudara ketahui!
ð  Cara berfikir filsafat yang saya ketahui, yaitu:
·         Berfikir Radikal, artinya berfikir sampai keakar permasalahannya. hingga sampai pada hakikat atau substansi yang dipikirkan.
·         Berfikir Sistematik, artinya berfikir yang logis, sesuai aturan, langkah demi langkah, berurutan, penuh kesadaran, dan penuh tanggung jawab.
·         Berfikir Universal, artinya berfikir secara menyeluruh tidak terbatas pada bagian tertentu tetapi mencakup seleuruh aspek.
·         Berfikir Spekulatif, artinya berfikir spekulatif terhadap kebenaran yang perlu pengujian untuk memberikan bukti kebenaran yang dipikirkannya.
·         Berfikir Konseptual, artinya merupakan hasil generalisasi dan abstraksi pengalaman manusia. Misalnya : Apakah Kebebasan itu ?
·         Berfikir Koheren atau konsisten (runtut). Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir logis. Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.
·         Berfikir Sistematik, artinya pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu.
·         Berfikir Komprehensif, artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
·         Berfikir Bebas, artinya sampai batas-batas yang luas, pemikiran filsafati boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas, yakni bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural, bahkan relijius.
·         Bertanggungjawab, artinya seseorang yang berfilsafat adalah orang-orang yang berpikir sekaligus bertanggungjawab terhadap hasil pemikirannya, paling tidak terhadap hati nuraninya sendiri.


3.      Memahami filsafat adalah penting bagi seorang administrator pendidikan terutama dalam menghadapi kondisi saat ini yang disinyalir, sistem pendidikan Indonesia banyak mengadopsi sistem pendidikan negara lain.
a.      Dalam membangun pendidikan bermutu berdasarkan jati diri. Kritisi fenomena tersebut.
ð  Menurut saya untuk dapat mewujudkan pendidikan yang bermutu berdasarkan jati diri, hal yang paling dasar dan hal yang harus dipegang kuat yaitu mengenai pemahaman filsafat. Karena filsafat berfungsi sebagai filter atau penyaring, sehingga diharapkan para adminstrator pendidikan di Indonesia
b.      Jelaskan bagaimana kedudukan / hubungan filasafat dalam kegiatan penyelenggarakan pendidikan.
ð  Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.

5 komentar:

Anonim mengatakan...

.thanks sista, artikelnya sangat membantu saya menyelesaikan tugas kuliah ;-)

Unknown mengatakan...

Sangat membantu, 😂

krismayanti1104 mengatakan...

Sangat membantu. Terimakasih

Unknown mengatakan...

terimakasih, sangat membantu :)

Prasaptyarani mengatakan...

Terima kasih, sangat membantu:)

Posting Komentar